Home » » Di kapal laut

Di kapal laut


Melihat berita di Tv tentang pulangnya para TKI dari Malaysia dengan kapal kapal besar semacam itu. Sekitar lima tahun lalu aku mendapat telegram dari anak perempuanku yang hendak melahirkan anak pertamanya sebulan lagi. Sudah hampir setahun ia ikut suaminya yang kerja di Irian Jaya dan ia sangat berharap aku dapat menungguinya saat dia melahirkan. Suaminya akan menjemputku dalam waktu 1-2 minggu itu setelah selesai urusan kantornya.

Hari H pun tiba, Pagi pagi diantar anak bungsuku kami berangkat ke Tanjung Perak yang jaraknya sekitar dua jam perjalanan dari kota kami. Sejak suamiku meninggal memang aku jadin sering pergi berkunjung ke anak anak yang tersebar di beberapa kota. Sungguh mengejutkan karena penumpangnya ribuan orang dan sebagian hanya duduk di dek atau lorong lorong kapal. Kuikuti langkah Birmo melewati mereka, bahkan terpaksa melangkahi beberapa orang, hingga sampai di bagian ujung kapal yang merupakan deretan kamar.

"Ini kamar kita, bu," kata Birmo sambil masuk lalu menaruh seluruh bawaan kami. Dengan canggung aku masuk. Nampak air laut di kaca bulat dan tebal itu. Iih ternyata kami berada di bawah permukaan laut.

"Maaf, bu, harga tiket kamar di atas mahal sekali, terpaksa saya pilih yang di sini," ujar Birmo merasakan kegalauanku.

"Ahh,,, tak apa apa bim, daripada harus tidur di dek kapal," sahutku.

"Sebaiknya kita sekarang mandi dulu saja, bu. kalau terlambat antrinya lama sekali."

Benar kata Birmo, Sewaktu sampai di deretan kamar mandi (ada6) sudah antrian sekitar 2-3 orang di setiap kamar mandi. Sekitar jam 5 sore terdengar bel di bunyikan olek awak kapal.

www.nusa26bet.com

Bandar Bola Terbaik - Itu pertanda kita harus antri makan malam, bu," Jelas Birmo. Ternyata beginilah pelayanan kapal laut kita. Selewat jam7 malam makanan tidak di sediakan lagi. membayangkan bagaimana ribuan nampan, piring dan sendok itu di cuci dengan air yang sangat terbatas aku jadi sulit menelan makanan yang sudah di mulut. Birmo  mengembalikan peralatan makan sementara aku ke kamar mandi untuk cuci dan pipis. Kapal yang bergoyang goyang karena ombak besar membuat kepalaku pening.

"silahkan ibu tidur, Saya masih perlu menyiapkan laporan untuk di kantor," kata Birmo. sambil membuka berkas berkasnya di meja kecil sambil duduk di lantai kapal yang berkarpet. untuk menyuruhnya tidur di lantai kapal aku tak tega. Entah berapa lama terlelap, aku terbangun karena merasa ada sesuatu uang memeluku. saat kubuka mata, kamar gelap sekali, sementara posisi tubuhku sudah telentang. ternyata Birmo tertidur.

Bagiamana ini? Apa aku harus menyingkirkan tangannya dari atas perut dan dadaku. Dan persentuhan paha kami juga menandakan bahwa Birmo tidak memakai celana panjang. Mungkin dia hanya memakai celana panjang Mungkin dia hanya memakai celana pendek atau justru celana dana saja, pikirku. Aku dag dig dug membayangkan dia tidur terlanjang.

kupejamkan mata dan berusaha tidur lagi sambil berharap Birmo melepas pelukanya sehingga aku bisa berguling ke dinding kapal memunggunginya. Mungkin ia tengah membayangkan tidur dengan istrinya, pikirku. aku semakin bisa memaklumi dan tidak begitu peduli lagi dengan posisi tidur kami.
beberapa lama kemudian, aku menggeliat dan terbangun lagi. kini tubuh kekar Birmo ternyata sudah di atasku, menindihku. Tonjolan penisnya yang tegang terasa sekali. Remasan tanganya di payudaraku, meski masih tertutup daster membuatku meronta.

"Birmo ! Apa - apaan ini ? Aku ibu mertuamu, Bim !''Ucapku setengah berteriak takut terdengar kamar sebelah sambil sambil tanganku menolakkan dada terlanjangnya.

"Ugh, maaf bu, ku kira tadi aku tidur dengan istriku. sudah hampir sebulan aku puasa, bu?"

 "Iya, tapi jangan di lampiaskan ke aku dong," kataku jengkel sambil menepis tangannya yang nakal.

"Ak.. aku cuma ingin memeluk meluk saja kok, bu.

"Aku kuatir kamu lupa diri"lalu memperkosaku dech ..

"Sumpah, bu. Aku cuma ingin meluk saja dan tidak bakalan memperkosa.

Aku berhenti berontak sambil memikirkan kata katanya.

Benar ya, Bim. Janji, tidak boleh copot celana dalam kita?"

Iya, ibu, aku janji tidak akan mencopot ..

Hshhh..... hshhh.... perlahan aku semakin menikmati cumbunya.

Uuh.... bibirku di sedotnya, lidahnya memasuki mulutku. Mula mula aku pasif, tapi lama lama ikut aktif juga bersilat lidah. kami saling sedot dan isep lidah dan bibir.

"Bu, dasternya di lepas saja iya, setelah berciuman ..

"ingat janjimu, Bim ..

"Aku janji tidak melepas celana dalam kan, bu?

Aku menggelinjang kenikmatan sambil mempererat pelukanku di punggungnya, Oooh... aku malah terlena tubuh kami basah mandi keringat.

Pantatku mendadak terangkat ketika salah satu jari Birmo mengelus bibir Vaginaku yang masih tertutup cd.

"Bim, jangan ..

"Aku habya mengelus dari luar kok, Bu ..

"Nanti aku jadi terangsang, Bim?

"Ngak apa apa kan bu .. ?

Benar saja, ketika gesekan dan pijatan jemari Bimo di bawah perutku semakin liar. Aku merasa ada yang sesuatu yang mengalir keluar dari Vaginaku.

www.nusa26bet.com
 "Ibu sudah basah iya ?"Tanya Birmo nakal, kakiku dinaikanya dan tubuhku agak di seret turun, sementara bagian cd nya tepat di depan wajahku.

Aku semakin basah, Banjir. Ooh... Bim... Bim... Aku mulai mengejan berkejat kejat, menumpakan semuanya sampai merembesi cd dan Birno menghisapinya kuat.

Tangan kananku di pegang Birmo dan din taruhnya di gelembung cd-nya yang berisi penis tegang itu. Birno mendesis ketika barangnya ku jilat dan ku kocok kocok dari luar.  "Ak... aku mau keluar juga, bu?  erangnya ketika tanganku bergerak lebih kuat dan sekejap kemudian kurasakan penisnya menekan kuat bergetar getar memuncratkan isinya di dalam Cdnya. "Sekarang kita nikmati saja, bu ...
hamil urusan nanti." Ketakutan akan kehamilan pun jadi terlupakan.

Birmo mendorongku terlentang ke ranjang dan dia lalu jadi joki piawai. Mengolah gerakan pantatnya, Zakarnya keluar masuk, naik turun, mencangkul, menusuk, mengobrak abrik memekku sampai akhirnya dia menekan sangat keras dan croot ... croot ... croot ... crut ... cret ... !! sperma sangat hangat mengalir di rahimku ddan akupun mengejan berkejat kejat lagi menumpahkan mani ...
Resiko hamil kujadikan urusan belakang.

Kenikmatan itu terus kami reguk setelah mandi dan makan malam. Terdengar sirene kapal memberitahukan bahwa pelabuhan tujuan sudah kelihatan. Kami biarkan penumpang lain turun lebih dahulu supaya mereka tidak melihat tubuh dan wajah kami yang kusut masai pucat pasi kehabisan mani.

Setelah itu dua bulan aku menemani anaku di Irian Jaya, dan dua bulan itu pula kami secara sembunyi bunyi terus berzinah. Demikian pula sewaktu Birmo mengantarku pulang ke jawa timur, kami memilih naik kapal laut lagi, bahkan kami sempat menghinap tiga hari di hotel sebelum pulang ke rumah. Setelah merasakan kelelakian Birmo, rasanya aku jadi tak kuat"puasa" berlama lama. Aku tak mau dengan laki laki lain. Dan kukira aku harus segera sterilisasi untuk mencegah kelahiran anakku sekaligus cucuku.

www.nusa26bet.com/daftar/





















0 komentar:

Posting Komentar