Lega rasanya aku melihat pagar rumah kosku setelah terjebak dalam kemacetan jalan dari kampusku. bergegas aku menuju ke kamarku dan kemudian langsung menghempaskan tubuh penatku ke ranjang tanpa sempat lagi menutup pintu kamar. Baru saja mataku tertutup, tiba tiba saja aku di kejutkan oleh ketukan pada pintu kamarku yang di sertai dengan teriakan nyaring dari suara yang sudah sangat aku kenal.
"ko, loe baru pulang yah?" gelegar suara voni memaksa mataku untuk menatap asal suara itu.
"Iya, memangnya ada apa sih teriak teriak ?
"Ini gue mau kenalin sepupu gue yang baru tiba dari Bandung ..
Kuperhatikan cewek yang di sebut Voni sebagai sepupunya itu ..
"Lydia" jawabnya singkat sambil tersenyum kepadaku ..
Sambiln membalas senyumannya yang manis itu, mataku mendapati sesosok tubuh setinggi kira kira 165 cm, walaupun dengan perawakan sedikit montok namn kulitnya yang putih bersih seakan menutupi bagian tersebut.
"Riko ini teman baik gue yang sering gue ceritain ke kamu"celetuk Voni kepada Lydia.
"Oh.."
"Nah, sekaran kan elo berdua udah tau nama masing masing, lain kali kalo ketemu kan bisa saling memanggil, gue mau mandi dulu yah, daag .. "kata Voni sambil berjalan keluar dari kamarku.
Aku menanggapi perkataan Voni barusan dengan kembali tersenyum ke Lydia.
"Cantik juga sepupu Voni ini.
"Lydia ke Jakarta buat liburan yah?"tanyaku kepadanya.
"Iya, soalnya bosen di bandung melulu"jawabnya.
"Loh, memangnya kamu nggak kuliah?"
"Ngak sehabis SMA aku cuma bantu bantu Papa aja, males sih kuliah."
"Rencanaya berapa lama di Jakarta?"
"Yah.. Sekitar 2 minggu deh"
"Riko aku ke kamar Voni dulu yah, mau mandi juga"
"Oke deh"
Sambil tersenyum lagi dia berjalan keluar dari kamarku. Aku memandang punggung Lydia yang berjalan pelan ke arah kamar voni, kembali kurebahkan tubuhku ke ranjang dan hanya dalam sekejab saja aku sudah terlelap.
"Ko, bangun dong"
Aku membuka kembali mataku dan mendapatkan Voni yang sedang duduk di tepi ranjangku sambil menggoyangkan lututku.
"Ada apa sih?" tanyaku dengan nada sewot setelah untuk kedua kalinya di bangunkan.
"Kok marah-marah sih, udah bagus gue bangunin.
Aku menoleh ke arah jam dindingku sejenak.
"Jam 11, emang kenapa kalo gue belum mandi?"
"kan elo janji mau ngetikin tugas gue kemaren"
"Aduh Voni.. Kan bisa besok .."
"Ngak bisa, kan kumpulnya besok pagi pagi"
Aku bergegas bangun dan mengambil peralatan mandiku tanpa menghirukan ocehan yang terus keluar dari mulut Voni.
"Ya udah gue mandi dulu, elo nyalain tuh komputer.
"Emang ngetikin apaan sih ?
Aku tak menjawabnya karena menyadari tubuhnya yang dekat sekali dengan mukaku dan posisiku yang duduk di kursi membuat kepalaku berada tepat di samping dadanya, aku dapat melihat pula sedikit bagian dari BHnya yang sekarang berwarna krem muda.
"Busyet.. elu harum amat, pake parfum apa nih?
"Bukan parfum, lotion gue kali"
"Lotion apaan, bikin terangsang gue nih jadinya.
"Body Shop White Musk, kok bikin terangsang sih?" tanya sambil tersenyum kecil.
"Iya nih beneran, terangsang nih"candaku.
"Body Shop White Musk, kok bikin terangsang sih ?
"Masa sich ? berati sekarang udah terangsang dong"
Agak terkejut juga aku mendengar pertanyaan itu.
"Wah kesempatan nih" pikirku lagi.
Aku bangkit berdiri dari duduku sambil mendorong kursiku sedikit ke belakang sehingga kini aku berdiri persis di hadapanya.
Dia hanya tersenyum saja tanpa menjawab pertanyaaku.
Tanpa pikir panjang lagi aku segera mencium lembut bibirnya. Lydia memejamkan matanya ketika menerima ciumanku.Sentuhan erotis yang kudapat membuat aku semakin bergairah dan langsung menghujani bibir lembut itu.dengan lidahku.
Sambil terus menjajah bibirnya aku menuntun pelan Lydia ke ranjang. Dengan mata masih terpejam dia menurut ketika kubaringkan di ranjangku. segera saja lidahku berpindah tempat ke bagian leher dan turun ke arah dadanya. Setelah menanggalkan bajunya, kedua tanganku yang kususupkan ke punggungnya sibuk mencari kaitan BH-nya dan segera saja kulepas begitub aku temukan.
Puting susunya yang mungil tak luput dari serangan lidahku. Setiap aku jilati puting mungil tersebut, Lydia mendesah pelan dan itu membuatku semakin terangsang saja. putingnya yang kecil memang sedikit menyusahkan buatku sewaktu menyedot bergantian dari toket kiri ke toket kanannya.
Namun ketika aku hendak melepas celananya, tiba tiba saja dia menahan tanganku.
"Jangan Rikol"
"Kenapa?"
"Jangan terlalu jauh..."
"Wah, masa berhenti setengah setengah, nanggung nih..."
Pokohnya ngak boleh" stengah setengah Lydia bangkit dan duduk di ranjang.
"Kasihan ama ini nih, udah berdiri dari tadi masa di suruh bobo lagi?"Tanyaku..
Tanpa ku sangka lagi, tiba tiba saja Lydia meloroti celanaku plus celana dalamku sekalian.
Aku hanya diam ketika dia melakukan hal itu.
Tetapi ternyata dia kemudian menggenggam penisku dan dengan pelan mengocok penisku naik turun dengan teratur.
Bandar Bola Terbaik - Aku menyandarkan tubuhku pada dinding kamar dan masih dengan posisi jongkok di hadapanku Lydia tersenyum sambil terus mengocok batang penisku tetapi semakin lama semakin cepat.
Nafasku memburu kencang dan jantungku berdegub semakin tak beraturan dibuatnya, walaupun aku sangat seringb masturbasi, Apalagi di tambah pemandangan dua susuk montok yang ikutv bergoyang karena gerakan pemiliknya yabg sedang menocok penisku bergantian dengan tangan kiri dan kanannya.
"Lyd... mau keluar nih..." lirih kataku sambil memejamkan mata meresapi kenikmatan ini.
Bentar, tahan dulu ko..."jawabnya sambil melepaskan kocokannya.
"Loh kok dilepas ?"Tanyaku kaget.
Tanpa menjawab pertanyaanku, Lydia mendekatkan dadanya ke arah penisku dan tanpa sempat
aku menebak maksudnya, dia menjepit penisku dengan dua susunya yang besar itu. dia kembali mengocok penisku yang terjepit di antara dua susunya yang kini di tahan dengan menggunakan kedua tangannya.
Kali ini seluruh urat urat dan sendi sendi di sekujur tubuhku pun turut merasakan kenikmatan yang lebih besar daripada kocokan dengan tangannya tadi.
"Gila... enak banget sayang.. terus kocok yang kencang..."
Tanganku yang masih bebas kugerakan kearah pahanya yang mulus, Sesekali memutar arah ke bagian belakang untuk merasakan pantatnya yang lembut.
"Ahh...Ohh..."desahnya pelan sambil kembali memejamkan matanya.
Kocokan serta jepitan susunya yang semakin keras semakin membuatku lupa daratan.
"Lyd.. aku keluar..."
Tanpa bisa kutahan lagi semprotan lahar panasku yang kenal segera menyembur keluar dan membasahi lehernya dan sebagian area dadanya. Ketika menemukan apa yang di cari, sambil tersenyum lagi dia bertanya.
"Kamu seneng nggak"
"Jangan bilang siapa siapa, katanya memperingatkanku sambil memakai kembali BH dan bajunya yang tadi ku lempar entah kemana.
"Iyalah... masa gue bilang bilang, nanti kamu nggak mau lagi ngocokin gue"
Lydia kembali hanya tersenyum padaku dan setelah menyisir rambut panjangnya dia pun beranjak menuju pintu.
"Gue bersih bersih dulu yah, abis itu mau bobo"ujarnya sebelum membuka pintu.
"Thanks yah Lyd... besok ke sini lagi yah" balasku sambil menatap pintu yang kemudian ditutup kembali oleh Lydia.
Aku memejamkan mata sejenak untuk mengingat kejadian yang barusan berlalu, mimpi apa aku semalam bisa mendapat keberuntungan seperti ini. Mungkin saja suatu saat aku bisa merasakan kenikmatan dari lubang surga Lydia, yang pasti aku harus ingat untuk menyediakan kondom di kamarku dulu.

.jpg)




0 komentar:
Posting Komentar